TANGGAL 11 Oktober 2011 lalu, Bapa Suci Paus Benediktus XVI resmi mengeluarkan surat apostolik dengan judul Porta Fidei. Secara harafiah terjemahannya sederhana yakni “Pintu Iman”.
Dari “Pintu Iman” tahun 2011 dan setahun kemudian bergulirlah apa yang kini disebut Tahun Iman.
Maksudnya apa dengan dikeluarkannya  seruang oleh Bapa Suci Paus Benedictus XVI dengan ajakan merayakan “Tahun Iman” itu?
Rupanya, Paus Benediktus XVI pada saat berlangsung Konsili Vatikan II pernah menjadi ‘orang penting’ dalam sejarah panjang berlangsung Konsili Vatikan II.  Waktu itu, Paus masih muda dan bernama Joseph Ratzinger. Sebagai teolog muda dan berbakat serta sangat cerdas, kapabilitas dan kapasitas Joseph Ratzinger sebagai teolog mendapat tempat di Gereja dan Hirarki Jerman. Sebagai teolog, Joseph Ratzinger pergi ke Roma menghadiri Konsili Vatikan II dalam kapasitasnya sebagai ‘penasehat ahli’ mendampingi Kardinal Fringgs selaku Presiden Konferensi Para Uskup Jerman yang secara ex officio harus datang ke Roma mengikuti sidang-sidang  Konsili Vatikan II.
Konsili Vatikan II sudah barang tentu menjadi rahmat dan berkat bagi Gereja Semesta. Berkat dokumen-dokumen Konsili inilah, Gereja Katolik Universal mendapat ‘angin segar’ untuk segera memperbaharui diri dalam banyak hal dan ‘ajaran’, terutama semangatnya.
Sebagai Paus dan orang yang secara langsung ikut terlibat dalam seluruh proses diskusi dan pembahasan selama Konsili Vatikan II itu, Bapa Suci Paus Benediktus XVI ingin memaknai peristiwa peringatan 50 Tahun Konsili Vatikan II itu sebagai peristiwa iman dimana Gereja Semesta diperbaharui.
Beliau memilih hari pertama pembukaan Konsili Vatikan II sebagai Hari Pertama Tahun Iman yang akan berlangsung mulai tanggal 11 Oktober 2012 hingga 24 November 2013.
Gereja Semesta mengajak sekalian umat beriman untuk kembali kepada ‘intisari’ hidup menggereja saat ini dengan –misalnya—kegiatan mempelajari dokumen-dokumen Konsili Vatikan II karena di situlah letak ‘semangat baru’ Gereja berada. “Sepanjang Tahun Iman 2012-2013, kita semua diajak untuk memanfaatkan kesempatan istimewa ini untuk kembali kepada Kristus, merasakan pengalaman iman dalam dan melalui layanan sakramental Gereja tapi dan terutama melalui Perayaan Ekaristi,” demikian tulis Konferensi Para Uskup Amerika Serikat.
Tujuannya, tegas para Uskup AS, agar setiap umat beriman akhirnya bisa menemukan kembali  kehadiran iman dan Gereja yang memberi semangat kehidupan.
Peristiwa iman bernama Tahun Iman ini sekaligus juga untuk memperingati hadirnya buku Katekismus Katolik selama 20 tahun terakhir ini. Katekismus Katolik dan dokumen-dokumen Konsili Vatikan II menjadi sumber sangat kaya dimana umat katolik bisa belajar dan tahu intisari  iman katolik dan semangat pembaruan yang pernah ‘membakar’ Gereja Universal.
Dari Keuskupan Agung Semarang sudah muncul surat pastoral berisi sambutan Bapa Uskup Agung Semarang Mgr. Johannes Pujasumarta Pr menyikapi datangnya Tahun Iman 2012-2013 ini.
Sabtu-Minggu (6-7 Oktober 2012) pekan lalu, Kelompok Bakti Kasih Kemanusiaan (KBKK) Indonesia juga telah merespon datangnya Tahun Iman itu dengan 2 hari seminar dengan focus pembahasan tentang Verbum Domini (Sabda Tuhan Yesus Kristus) bersama Romo Prof. Dr. Martin Harun OFM, Romo Prof. Dr. BS Mardiaatmaja SJ di STF Driyarkara Jakarta.
Sumber: Sesawi

Komentar

Postingan Populer